Jumat, 08 Mei 2009

Misteri Kuburan Cleopatra dan Mark Anthony Akan Diungkap

Meski cerita cintanya sangat kondang, kuburan Cleopatra dan Mark Anthony sampai kini belum diketahui. Masih misterius di mana kedua insan dimakamkan. Para arkeolog di Mesir akan memulai penggalian untuk mencari makam pasangan kekasih yang sama-sama mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.Dewan Purbakala Mesir menyatakan, pencarian akan dipusatkan di tiga lokasi yang diduga paling kuat. Ketiga lokasi berada di satu kawasan Kuil Taposiris Magna, yang berada dekat dengan Kota Alexandria di bibir pantai Laut Mediterania.

Tahun lalu, di kuil yang dibangun pada masa kekuasaan Raja Ptolemy II (282-246 SM) itu ditemukan kepala patung Cleopatra, 22 koin bergambar Cleopatra, dan sebuah topeng yang diduga milik Anthony. Di dalam kuil tersebut terdapat sejumlah ruangan. Tiga di antaranya yang berada di bawah tanah diperkirakan sebagai makam Cleopatra dan Anthony.
"Pasangan kekasih itu mungkin disemayamkan di ruangan yang sama," demikian pernyataan yang dilansir Dewan Purbakala. Penggalian akan dilakukan tim arkeolog dari Mesir dan Republik Dominika yang telah melakukan penelitian di kawasan tersebut dalam tiga tahun terakhir.
Cleopatra dan Mark Anthony dikenal dengan kisah asmaranya yang tragis. Keduanya sama-sama memutuskan bunuh diri pada 30 SM setelah kalah perang. Mark Anthony diceritakan tewas dengan pedangnya sendiri, sedangkan Cleopatra mati karena gigitan ular berbisa yang diambilnya sendiri.

Read more...

Rabu, 06 Mei 2009

Inilah Kamera Tercepat Sedunia

Sistem pengambilan gambar tercepat dipertunjukan oleh para ilmuwan dalam laporan di Journal Nature, Kamis (30/4).
Kamera mereka menangkap setengah miliar gambar dalam satu detik, lebih dari enam juta gambar tersebut ditangkap secara beruntun dalam hitungan sedetik.
Kamera itu bekerja dengan menggunakan tekanan laser beredar cepat di udara dan selanjutnya dibagi dalam satu waktu dan dideteksi secara elektronik. Pendekatannya akan berupa alat instrumen dalam menganalisa, sebagai contoh untuk mengalirkan sampel darah dalam pencarian sebuah sel penyakit.
Hal menarik lainnya adalah, kamera ini bekerja hanya dengan satu alat deteksi daripada jutaan yang digunakan oleh kamera digital. Teknik mengumpulkan uap energi atau mengkodekan gambar dengan kuat ini tergantung pada kehati-hatian manipulasi yang disebut sebagai tekanan titik laser yang terus menerus.

Tekanan ini, kurang dari jutaan dari jutaan panjang perdetik mengandung beragam jenis warna. Ini adalah ''Pelangi 2-D'' yang menyinari sebuah sampel. Bagian dari pelangi itu direfleksikan dengan sampel - tergantung dari pencahayaan dan wilayah gelap titik yang disinari - dan pencitraan itu kembali dijalur yang pertama dilalui.
Karena penyebaran tekanan dari beragam warna itu sangat tetap dan berurutan, ragam warna yang dicitrakan akan memenuhi ruang informasi sampel itu. "Titik-titik yang terang akan merefleksikan panjang gelombang tapi tidak untuk yang gelap," kata Bahraim Jalali, Profesor yang memimpin riset ini dari University of California, Los Angeles. "Ketika pelangi 2-D mencitrakan objek, gambar akan dicetak ulang menjadi titik spektrum berwarna."
Titik spektrum berwarna ini kemudian kembali melewati optik yang menyebar dan berubah menjadi sebuah titik kecil cahaya, dengan menghasilkan gambar yang berisi dengan beragam warna. Bagaimanapun, spektrum warna itu bercampur dengan sesuatu pengecualian dari titik cahaya yang pendek yang tidak mungkin dicapai dalam alat elektronik tradisional.
Tim ini kemudian mengarahkan titik ke dalam sesuatu yang disebut serat yang menyebar, datang dari waktu yang berbeda di akhir serat. Hal itu tetap barada dalam cahaya ketika keluar dari kabel serat dengan photodiode yang standar dan dimasukan ke dalam pola data digital, membagi bagian lain dari titik yang tiba dari wilayah yang berbeda dalam ruang dua dimensi.
Hasil dari rangkaian optik itu adalah sebuah gambar yang merepresentasikan rangkaian potret hanya dengan jangka waktu 440 triliun per detik.

Read more...

Senin, 20 April 2009

Tembok China Memanjang Kah ???


Tembok Besar China ternyata lebih panjang dari perkiraan sebelumnya. Demikian survei pertama yang umumkan untuk memastikan panjang tembok kuno itu.
Studi pemetaan pemerintah selama dua tahun menemukan bahwa dinding itu panjangnya 8.850 km. Padahal, panjang tembok itu biasanya disebut sekitar 5.000 km. Perkiraan sebelumnya panjangnya didasarkan pada catatan sejarah.
Media pemerintah menyebutkan, teknologi infra merah dan GPS membantu melokalisasi beberapa daerah yang tersembunyi oleh badai pasir. Proyek itu menemukan bahwa bagian dinding sepanjang 6.259 km, parit pertahanan 359 km dan 2.232 km pertahanan alamiah seperti perbukitan dan sungai. Studi itu dilaksanakan oleh Lembagan Warisan Budaya dan Biro Survey dan Pemetaan.
Para pakar menyebutkan, bagian tembok yang baru ditemukan dibangun masa Diansti Ming (1368-1644), dan membentang dari Pegunungan Hu di Provinsi utara Liaoning sampai ke Celah Jiayu di Provinsi Gansu di China barat.
Proyek itu akan berlanjut sampai 18 bulan lagi untuk memetakan bagian tembok yang dibangun semasa Dinasti Qin (221-206BC) dan Dinasti Han (206BC-9AD). Tembok yang merupakan bangunan buatan manusia terbesar di dunia dibangun untuk melindungi perbatasan utara Imperium China.
Kalangan arkeolog telah melobi untuk survei itu agar bisa menyediakan para ahli dengan pemahaman akurat konstruksi tembok itu. Di China tembok ini dikenal sebagai "tembok panjang 10.000 Li".
Tembok Besar China ini tidak lain adalah serangkaian tembok dan karya yang dimulai abad ke-5 dan pertama kali dihubungkan di bawah Qin Shi Huang sekitar 220 SM. Tembok China itu dimasukkan oleh Unesco sebagai situs warisan dunia tahun 1987.

Read more...

Minggu, 12 April 2009

Peluru dalam Wajah Perempuan

TIRANA, KOMPAS.com — Seorang perempuan Albania hidup dengan sebutir peluru menancap di mukanya selama 12 tahun tanpa mengetahuinya, demikian laporan media setempat Jumat.

Mrike Rrucaj sedang tidur ketika ia terkena peluru yang nyasar ke dalam rumahnya pada 1997, sewaktu negara Balkan barat itu terperangkap di dalam bentrokan bersenjata akibat kegagalan rancangan piramida.

"Saya bersimbah darah. Dokter di rumah sakit mengatakan, peluru itu telah keluar dan ia hanya membersihkan lukanya," kata Rrucaj (40) mengenai peristiwa tahun 1997 tersebut.

Namun, baru-baru ini ia mengalami sakit kepala dan pergi memeriksakan diri ke dokter. Pemeriksaan sinar-X memperlihatkan bahwa peluru sepanjang 2,8 sentimeter tertanam di bawah tulang pipinya

Read more...

About This Blog

JOIN

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP